Wednesday, September 2, 2009

PERTUMBUHAN TARI MASYARAKAT SUNDA

Berbagai jenis tari tumbuh dan berkembang di tatar sunda Jawa Barat dengan ciri khas masing-masing sesuai kreatifitas masyarakat penduduknya. hasil kreatifitas tersebut kemudian dikenal dengan sebutan tari sunda. Seperti halnya masyarakat lain yang ada di Indonesia, masyarakat sunda memiliki keragaman kebiasaan, antara lain dialek, adat istiadat, gaya hidup, serta berbagai hal hakiki yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor internal lingkungan.

Masyarakat sunda adalah orang-orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa ibu dalam kehidupan sehari hari, yang berasal dan bertempat tinggal di daerah Jawa Barat. Daerah ini juga sering diseut tanah pasundan, Tatar sunda, Parahiyangan atau Priangan. Pada kenyataannya, Jawa Barat terdiri dari berbagai wilayah etnik dan geografis yang membedakan pula hasil seni budaya yang justru di sisi lain sangan memberikan keragaman, antara lain: Priangan, Pantura ( kaleran), Pakidulan dan Cirebonan.

Keragaman sub etnik tatar sunda tersebut di atas, akan dibahas dari berbagai perspektif yang melatar belakanginya, terutama khusus mengenai latar budaya masyarakatnya, yang masing2 wilayah memiliki karakter yang berbeda. Hal ini diharapkan akan sangat membantu menganalisas'mengapa' seni pertunjukan di masing2 daerah menjadi berbeda serta mempunyai ciri khas yang spesifik, khusunya pada pertunjukan tari yang kemudian melahirkan tradisi dan gayanya masing-masing, seperti misalnya: seni (tari) tradisi Priangan; gaya Bandung, gaya Sumedang, gaya Garut dan sebagainya, Seni (tari) Cirebon; gaya Losari, Slangit, Geresik, Kreo, Palimanan, dan Indramayu. Seni (tari) tradisi kaleran ; gaya Subang, gaya Karawang dan sebagainya. Begitu pula 'mengapa' di wilayah perkebunan banyak seni pertunjukan yang di dalamnya disemarakan oleh tarian ronggeng, yang semuanya muncul dari seni pertunjukan rakyat?

dikutip dari : Tari di Tatar Sunda (Endang Caturwati)

Wednesday, August 26, 2009

Mulok TK Akomodir Bahasa dan Seni Sunda

TAMANSARI - Salah satu upaya pemerintah dalam melestarikan kekayaan budaya Sunda dari ancaman kepunahan adalah memperkenalkan bahasa dan seni Sunda kepada peserta didik sejak pendidikan usia dini. Karena itu, guru TK harus mampu memaksimalkan pembelajaran bahasa dan seni Sunda kepada peserta didik sejak usia dini.

Hal tersebut diungkapkan Dosen Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak (PGTK), Syahruddin Darwis saat ditemui dalam acara Lokakarya Daerah di kampung Budaya Sindangbarang, Sabtu, (03/05). "Bahasa dan Seni Sunda sudah masuk dalam kurikulum pendidikan anak usia dini melalui mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok). Karena itu, tugas guru TK/Paud adalah memasimalkan pembelajaran bahasa Sunda dan Seni kepada peserta didiknya," ujar alumnus S2 Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) itu.

Staf Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiah DKI Jakarta itu menambahkan, pelajaran bahasa dan seni Sunda harus dilaksanakan berkesinambungan. "Guru harus memperbanyak sosialisasi kepada orang tua murid tentang pentingnya melestarikan budaya daerah, melalui pembelajaran bahasa dan seni daerah, sehingga mereka tak hanya mengarahkan anaknya untuk mempelajarai bahasa asing, tetapi juga mempelajari bahasa daerah yang merupakan bahasa ibu," kata pria yang juga salah satu pemateri dalam Lokakarya Daerah itu.

Lokakarya yang diselenggarakan Majelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Koorwil Bogor bekerjasama Iqra Kab. Bogor dan Lanskip mengangkat tema 'Pelestarian Bahasa dan Seni Daerah Sunda di Kota/Kabupaten Bogor Sejak Pendidikan Usia Dini'. Lokakarya yang dibuka Camat Tamansari, Dadang Sulaeman diikuti sedikitnya 100-an lebih guru TK/PAUD se- Kota/Kabupaten Bogor dan dihadiri pupuhu kampung budaya Sindangbarang, Ahmad Mikami Sumawijaya dan sejumlah budayawan Bogor dan Jawa Barat.

"Kami berharap nantinya bukan hanya guru TK yang datang ke Kp. Sindangbarang, tetapi juga siswa TK, sebab Kp. Budaya Sindangbarang telah menjadi sarana pelestarian budaya Sunda dan sarana mengekspresikan hasil karya seni," ujar Dadang. Ia pun menambahkan, pihaknya minta maaf jika jalan masuk ke Kp. Budaya Sindangbarang sangat tidak mendukung, namun tahun ini akan segera diperbaiki. (rid)

dikutip dari: http://www.radar-bogor.co.id/?ar_id=MTA1OTM=&click=NDU=